
Jakarta, 23 September 2025 – Dalam momentum peringatan Hari Tani Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 September, Gerakan Tani Merdeka Indonesia (GTMI) menegaskan dukungannya terhadap program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Organisasi ini juga menekankan pentingnya menjaga persatuan nasional serta menolak keras segala bentuk aksi anarkis yang berpotensi merugikan petani maupun masyarakat luas.
Ketua Umum DPN Gerakan Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, menegaskan bahwa organisasinya lahir dan hadir untuk mensejahterakan petani sekaligus menguatkan seluruh pelaku sektor pertanian. Ia menilai, dukungan terhadap program pemerintah seperti ketahanan pangan dan swasembada pangan adalah langkah strategis dalam menjawab berbagai tantangan yang tengah dihadapi bangsa.“
Gerakan ini berbeda karena tidak menunggu panggilan, melainkan langsung turun ke lapangan. Tidak menunggu program, tetapi menciptakan inisiatif dari desa ke kota, dari sawah ke forum kebijakan,” ujar Don Muzakir.
Don Muzakir menjelaskan bahwa Gerakan Tani Merdeka Indonesia dibangun dengan semangat kemandirian dan keberanian. Menurutnya, organisasi yang telah memiliki struktur hingga tingkat desa ini menjadi modal besar untuk mempercepat perubahan di sektor pertanian.
Dengan sistem yang terintegrasi dari bawah ke atas, GTMI berkomitmen untuk mendorong para petani agar berdaya, tidak hanya menunggu bantuan, tetapi juga aktif berinovasi menciptakan solusi.
Yang dibutuhkan sekarang adalah keberanian untuk melangkah, bukan menunggu. Petani tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus menjadi aktor utama dalam menentukan arah kebijakan pangan bangsa ini,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, GTMI juga mengajak seluruh petani di Indonesia untuk menjadikan Hari Tani Nasional sebagai momentum menyampaikan aspirasi dengan cara yang santun, beretika, serta sesuai dengan konstitusi. Don Muzakir menegaskan bahwa perjuangan petani harus dilakukan melalui jalur yang bermartabat, bukan dengan aksi-aksi anarkis yang justru bisa merugikan posisi petani di mata publik.
Sebagai organisasi yang fokus pada kesejahteraan petani, GTMI menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan isu strategis yang harus menjadi prioritas. Dengan adanya dukungan nyata dari petani, pemerintah dinilai akan lebih mudah mengakselerasi program swasembada pangan, modernisasi pertanian, dan distribusi hasil panen yang adil.
Don Muzakir menilai, keberhasilan sektor pertanian tidak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan juga partisipasi aktif masyarakat tani. Oleh karena itu, GTMI terus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat kedaulatan pangan Indonesia.
Di akhir pernyataannya, Don Muzakir menekankan bahwa Gerakan Tani Merdeka Indonesia akan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan nasional. Ia menegaskan, kesejahteraan petani dan kemajuan bangsa tidak boleh dikotori oleh kepentingan sempit yang memecah belah masyarakat.“
Petani adalah tulang punggung bangsa. Jika petani sejahtera, bangsa akan kuat. Dan jika kita bersatu, ketahanan pangan bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang bisa kita wujudkan bersama,” pungkasnya.
Red